Posts

Showing posts from 2018

Midnight Madness : Dopplegänger pt. I

Image
This story contains violence, murder and suicide. Just be wise, please! Hujan tampak lebih deras dari ketinggian, dari ketinggian di lantai sepuluh di apartemenku. Derai rintik air dari langit merangkai irama yang ditera di jendela. Dibubui suara guntur sebagai pengiring. Dihiasi kilat cahaya dari langit kelabu sebagai latar belakang. Pertunjukan orkestra alam yang dibalut suasana kelam. Seolah ini versi lain dari Moonlight Sonata karya Beethoven. Bingkai kaca yang terbenam di dinding itu mempertontonkan pertunjukkan yang kusebut, " epic ". pinterest.com Cahaya nyaris tenggelam sekitar dua jam lagi dan suasana benar-benar gelap di sini. Sunyi tak ditelan ramainya rintik hujan, karena ia berada di sisi lain dari dunia nyata, pikiranku. Sunyi tak kumaksudkan untuk mengungkapkan kesendirianku karena sebenarnya aku tinggal bersama ibu dan kakak perempuanku. Ibuku sedang pergi keluar berbelanja, sudah hampir dua jam ia belum kembali, kurasa ia terjebak hujan. Ka...

Introducing Midnight Madness Dan Labirin Cerita

H ey , it's Nanna, Nanna Unanh. That's right you don't know me. Don't adjust your... whatever device you're reading to this on. It's me, absoulutely still alive in real world. No return engagements, no encore. And this time absolutely no requests. Get a snack. Settle in. 'Cause I'm about to tell you the story of my fantasy. That's right you don't know me, jadi perkenalkan aku Nanna. Hidup di site ini dan tentu masih hidup di dunia nyata (karena perkenalannya ngopy gaya Hannah Baker bukan berarti aku juga udah tamat, no no, belum saatnya #lol). Singkat saja, aku sangat senang menulis (walaupun kemampuanku nggak seberapa), ya yang intinya aku menjalani ini untuk merasa sedikit bahagia sekalian mendalami hobi. Aku sangat menggemari genre thriller,horror dan fantasy , jadi aku senang menulis dan membaca tentang tiga hal tersebut dan sedikit tentang ' madness '. Sebenarnya poin introducing ini bukan untuk memperkenalkan diriku, tapi memperke...

Prelude

Selamat datang di ruang temaram Darimanakah kau datang? Tak ku dengar suara pintu berdebam Mungkin kau tenggelam Selamat datang di ruang kegilaan Dimensi abstrak yang tak dapat ku terangkan Hanya tersisa layar jendela yang tak bisa kau pintasi Jadi, darimanakah kau datang? Mungkin kau tenggelam, ke dalam ruang pikiran yang muram Selamat datang Cahaya membisikkan alur nalar yang tak jelah Dapatkah kau keluar dari labirin ini? Abstraksi dari pikiran yang tak dapat ku tafsirkan Atau mungkin, kau datang untuk membantuku keluar...