Posts

Showing posts from 2019

Midnight Madness : Mementos

Memori adalah warna warni. Setiap spektrum merefleksikan warna dalam rasa, memberi nuansa dalam suasana. Garisnya mengurai jejak waktu, mengisi lembar kosong dengan pola ingatan yang rumit. Corak goresan tintanya membentuk wujud abstrak, mengaktifkan indra. Menimbulkan sinestesia. Menyentuh jiwa. Jingga fajar atau senja berpadu dengan merah muda menyala mengutarakan kehangatan dan cinta. Kedua warna itu menjadi latar belakang, membaur dan semakin terang dengan ditambah bercak tinta yang lebih beragam, mengingatkan kenangan masa kecil yang mulai pudar namun masih menyisakan rasa. Terdengar tawa riang dari warna utama, hijau dan kuning, yang terpisah dan saling merambah dalam gradasi. Semua gambaran tak berbentuk itu mengiringi fase baru yang diungkapkan lewat perpaduan warna-warna dengan kontras yang tajam. Mengutarakan emosi yang menggebu-gebu, menyairkan sebuah pencarian makna, mempertanyakan siapa. Keadaan itu sedikit turun skala ketegangannya setelah bercak jejak putih mem...

Midnight Madness : Dear Diary

This story contains violence, murder and suicide. Just be wise, please! Ia terdiam di depanku. Sementara, lubang di kepalanya mengalirkan darah dengan lancar, menuruni pangkal hidungnya, mewarnai kulitnya yang pucat menjadi merona kemerahan. Matanya yang sendu menatapku tanpa arti. Lengkung bibirnya menggambarkan perasaannya yang geram. Pantas saja, karena ia bertaruh untuk bahu kirinya tapi aku malah menembak kepalanya. Aku tidak tahu apakah peluru itu menembus sampai belakang kepalanya atau malah bersarang di dalam sana. Yang ku tahu pria ini tidak akan mati dengan mudah. “Apa ada hal lain yang mungkin bisa membunuhmu?” *** Serat-serat kabut menari diatas danau, merambah sampai ke daratan dan menyelinap diantara celah pepohonan pinus. Rintik air pun ikut turun bergerumun menghiasi suasana mendung diantara angin yang menghembuskan udara dingin. Pemandangan ditambah muram oleh awan badai yang bergerak dengan tenang menghiasi langit senja. Seat Valley adalah kota palin...

Midnight Madness : Land Of Strange

Aku mencium aroma tanah dan rumput kering diantara udara hangat yang berhembus. Padang perbukitan gersang menghampar di depan mataku. Antah berantah asing yang tak pernah ku jejaki, menghadapkanku pada arah dan tujuan yang tak jelas. Rasanya seperti sudah dua hari aku mengelilingi tempat ini. Namun, yang ku temui hanya hamparan tanah bergolak-golak yang ditumbuhi rumput kecokelatan karena kering. Membuatku berpikir, apakah tempat ini tidak ada ujungnya? Membayangkan ketidakterbatasan mulai membuatku takut. Langit terlihat begitu bersih, kendati warna biru cerahnya membuatku risi karena tak kulihat matahari diatas sana melainkan sebuah lubang gelap yang besar. Pemandangan yang tak sepadan. Langit senja berwarna oranye atau kemerahan lebih serasi dengan lubang mengerikan itu. Aku ingat tempat ini, aku membayangkannya sebelum aku tidur. Tempat dimana ada dua orang pria yang tubuhnya terpotong menjadi dua bagian dan lucunya kaki mereka berjalan sendiri tanpa tuan. Aku pun kembali berge...