Posts

Showing posts from January, 2019

Midnight Madness : Refraction pt. III

*previous : Midnight Madness : Refraction pt. II Aku tersadar dengan Ivy disampingku, menyandarkan kepalaku ke bahunya. Memerhatikan ke sekeliling. Tak ada kekacauan apa pun. Kami masih di rumah peninggalan ayah, di kamar lantai dua, jendela masih terkunci rapat (sedangkan sebelumnya aku membukanya), pintu masih diblokir tanpa kerusakan. Ivy, aku takut... Suara itu menggema entah dari mana. Suaraku?! Aku tidak akan pernah membuka mulut untuk mengatakan hal semacam itu. Ivy duduk meringkuk di sampingku dengan gemetar, masih sama terguncangnya. Duk! Duk! Duk! Suara debam di tangga terdengar. Apa pria bayangan itu lagi? Bagaimana mungkin?! Ivy menarikku bersembunyi di kolong ranjang. “Anak-anak, apa kalian di dalam?!” Apa?! Apa yang baru saja di katakannya?! Suara pria asing itu seolah memukul kepalaku dengan keras. Aku tak mengerti apa yang sedang terjadi. Sekarang pukul 04.20 pagi. Aku tidak melewatkan apapun, tapi kenapa ini terasa seperti melompat ke...

Midnight Madness : Refraction pt. II

*previous : Midnight Madness : Refraction pt. I Pria itu masih di sana terdiam di sekitar jendela, mengintai. Tubuhnya membentuk siluet yang meninggalkan warna gelap. Entah yang kulihat itu punggungnya ataukah tampak depannya. Aku tetap tak dapat melihat wajahnya walaupun kilat cahaya menyambar. Malah mungkin ia yang melihatku, karena laki-laki itu seketika bergerak mendekat ke pintu. Jantungku berdetak sekali sangat kencang membuatku menggelinjang kaget dan berdiri kemudian segera berlari ke tangga. Pria itu mencoba membukanya dengan mengungkit-ungkit tuas, bunyi berdecit beruntun terdengar. Apa dia berusaha masuk tanpa merusak pintunya? Maksudku, bukankah dia membawa kapak? Langkah kaki Ivy yang kencang terdengar, menyusulku dari dapur. Ia memberiku sebuah pisau, “hanya ini yang kudapat,” sembari menunjukkan miliknya yang lebih besar, tepatnya pisau daging. “Ivy, kau tahu kenapa polisi belum juga menangkap pembunuh berantai itu?” aku hanya berspekulasi. Kakakku tak...

Midnight Madness : Refraction pt. I

Aku melihat ekor cahaya menyelinap di antara gumpalan awan, mereka melata dengan sangat cepat sembunyi di balik langit-langit uap air yang padat. Kemudian diikuti suara gemuruh yang menggema di antah berantah yang gelap dan tak terbatas di atas sana. “Hannah! Cepatlah! Sebentar lagi hujan turun,” Ivy berjalan beberapa meter di depanku, namun ia berjalan kembali ke arah ku dengan cepat seraya menarik tanganku, “Apa kau tidak takut?! Lihat, jalan ini begitu sepi, gelap—mengerikan—sebaiknya kita sampai di rumah dengan cepat!” Jalan ini hanya ditandai dengan jalur tanah gundul dengan krikil di sana sini. Kanan kiri jalan ditumbuhi rerumputan yang jarang dan dirimbuni pohon-pohon besar. Titik cahaya pun hanya terlihat di beberapa tempat di kejauhan dari penerangan teras-teras rumah penduduk yang bisa dihitung dengan jari. Kau tahu benar jalan ini, selalu sepi dan mengerikan di malam hari, kalau kau takut kenapa kita malah pergi ke sana? “Kenapa kita tidak pulang ke apartemen s...

Midnight Madness : Dopplegänger pt. II

This story contains violence, murder and suicide. Just be wise, please! *previous : Midnight Madness : Dopplegänger pt. I Ia mengacungkan pisau ke arahku dengan kedua tangannya yang bergetar, tenggorokannya bergejolak menelan ludah. Wajahnya mulai berkeringat dan matanya menunjukkan ketakutan yang amat. “Kumohon pergilah!” ucapnya dengan suaranya yang lembut—ya suaraku memang terdengar seperti itu, menjijikan. “Jatuhkan pisaumu, aku juga akan menjatuhkan punyaku, lalu kita bisa bicara,” ucapku hati-hati. Ini hanya pura-pura, yang benar saja, aku tidak akan bicara dengannya sembari minum teh. Aku akan membunuhnya dan mengajak mayatnya bicara! Apakah aku sebodoh itu? Dia benar-benar meletakkan pisau itu. Aku tidak tahan dengan—akalnya—apa dia bersungguh-sungguh? Segera kulempar pisau ditanganku melesat ke arah target, bentuknya yang pipih dan luar biasa tajam ternyata bisa menyelinap diantara jaringan di tempurung kepala dan meretasnya. Makhluk itu langsung terkulai tak sadarkan...